Selasa, 05 Juli 2011

WAFATNYA DAI SEJUTA UMMAT

Kyai Zainuddin MZ Meninggal Dunia

Zainuddin sempat pingsan ketika tiba dari luar kota.

(Eko Huda S, Beno Junianto)
Zainuddin MZ (Antara/ Jessica Wuysang)

VIVAnews - Dai kondang, Zainuddin MZ meninggal dunia, Selasa, 5 Juli 2011. Zainuddin yang juga dikenal dengan Da'i sejuta umat itu meninggal setelah dirawat di Rumah Sakit Pertamina, Jakarta.
"Beliau meninggal jam 10.15 WIB tadi di RSPP," kata kerabat Zainuddin,
KH Mahdi saat dihubungi VIVAnews.com. Menurut Mahdi, Zainuddin masuk rumah sakit sejak kemarin. "Masuk kemarin malam sepulang dari luar kota," kata dia.
Zainuddin, sempat tak sadarkan diri sebelum dibawa ke rumah sakit. "Sampai rumah keluarga langsung bawa ke RSPP karena pingsan," kata Mahdi. Menurut dia, Zainuddin menderita beberapa penyakit. "Beliau, sakit gula darahnya kambuh, naik. Jantungnya juga kambuh," kata dia.
Zainuddin Muhammad Zein begitu nama lengkapnya lahir di Jakarta tanggal 2 Maret 1951.  Dia menyelesaikan semua sekolahnya di Jakarta dan menyelesaikan strata satu di Universitas Syarif Hidayatullah, Jakarta. Dia mendapat gelar doktor honoris causa dari  Universitas Kebangsaan Malaysia.
Ceramah agamanya diminati banyak orang. Baik yang mendengar langsung pada setiap acara ceramah, maupun lewat radio dan televisi. Sukses dengan ceramah agama itu, Zainuddin dijuluki dai sejuta umat.
Belakangan dia mencoba peruntungan lain di jalur politik. Masuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dia menjadi juru kampanye partai itu. Gaya dan pilihan katanya memikat banyak orang. Bersama raja dangdut Rhoma Irama, Zainuddin berkeliling daerah. Hasilnya cukup memuaskan.
Partai itu kemudian terlibat friksi, Zainuddin ikut menggalang kekuatan PPP Reformasi, yang belakangan menjelma menjadi Partai Bintang Reformasi. Dia bahkan sempat menjadi ketua umum partai itu. Belakangan terjadi friksi ketika ada pergantian ketua umum. Zainuddin pamit dari politik dan kembali memberi ceramah agama.
Keterlibatan Zainuddin dalam politik itu, tidak terlepas dari pengaruh Kyai Haji Idham Chalid. Zainuddin lama belajar di pesantren milik Idham Khalid yang menjadi salah seorang deklarator PPP itu.

(CERAMAH TERAKHIR KH. ZAINUDDIN MZ.)


Biografi KH Zainuddin MZ


 Terlahir dengan nama Zainuddin Muhammad Zein lalu biasa dikenal sebagai KH Zainuddin MZ, lahir di Jakarta, 2 Maret 1951,ia adalah seorang pemuka agama Islam di Indonesia. Julukannya adalah “Dai sejuta umat”.
Anak tunggal buah cinta pasangan Turmudzi dan Zainabun dari keluarga Betawi asli ini sejak kecil memang sudah nampak mahir berpidato. Udin -nama panggilan keluarganya- suka naik ke atas meja untuk berpidato di depan tamu yang berkunjung ke rumah kakeknya. ‘Kenakalan’ berpidatonya itu tersalurkan ketika mulai masuk Madrasah Tsanawiyah hingga tamat Aliyah di Darul Ma’arif, Jakarta. Di sekolah ini ia belajar pidato dalam forum Ta’limul Muhadharah (belajar berpidato). Kebiasaannya membanyol dan mendongeng terus berkembang. Setiap kali tampil, ia memukau teman-temannya. Kemampuannya itu terus terasah, berbarengan permintaan ceramah yang terus mengalir.
Karena ceramahnya sering dihadiri puluhan ribu ummat, maka tak salah kalau pers menjulukinya ‘Da’i Berjuta Umat’. Suami Hj. Kholilah ini semakin dikenal masyarakat ketika ceramahnya mulai memasuki dunia rekaman. Kasetnya beredar bukan saja di seluruh pelosok Nusantara, tapi juga ke beberapa negara Asia. Sejak itu, da’i yang punya hobi mendengarkan lagu-lagu dangdut ini mulai dilirik oleh beberapa stasiun televisi. Bahkan dikontrak oleh sebuah biro perjalanan haji yang bekerjasama dengan televisi swasta bersafari bersama artis ke berbagai daerah yang disebut ‘Nada dan Da’wah.
Kepiawaian ceramahnya sempat mengantarkan Zainuddin ke dunia politik. Pada tahun 1977-1982 ia bergabung dengan partai berlambang Ka’bah (PPP). Jabatannya pun bertambah, selain da’i juga sebagai politikus. Selain itu, keterlibatannya dalam PPP tidak bisa dilepaskan dari guru ngajinya, KH Idham Chalid. Sebab, gurunya yang pernah jadi ketua umum PB NU itu salah seorang deklarator PPP. Dia mengaku lama nyantri di Ponpes Idham Khalid yang berada di bilangan Cipete, yang belakangan identik sebagai kubu dalam NU.
Pada 20 Januari 2002 beliau bersama rekan-rekannya mendeklarasikan PPP Reformasi yang kemudian berubah nama menjadi Partai Bintang Reformasi dalam Muktamar Luar Biasa pada 8-9 April 2003 di Jakarta. Ia juga secara resmi ditetapkan sebagai calon presiden oleh partai ini. Zainuddin MZ menjabat sebagai Ketua umum PBR sampai tahun 2006.
Saat ini KH. Zainuddin MZ telah kembali fokus untuk menebarkan dakwah dan kembali berada ditengah-tengah umat.
Ia menyatakan ketidaksetujuannya atas beberapa peristiwa pelanggaran hak asasi yang terjadi belakangan. Mulai dari pelemparan bom molotov di kantor majalah Tempo, pemukulan aktivis ICW, dan ide pemberian senjata api terhadap Satpol PP.
“Pertama, kita memang sedang mengalami setback, terutama dalam tekad memberantas korupsi,” tutur Zainuddin kepada Media Indonesia. “Pelemahan KPK dan penyiksaan terhadap aktivis ICW. Itu pemandulan terhadap upaya pemberantasan korupsi.”
Ia menambahkan tindakan SBY menjenguk aktivis tersebut sudah bagus.
“Namun, alangkah lebih baik kalau tanpa menjenguk pun ia sudah punya political will untuk memerintahkan penyelesaian masalah tersebut. Kalau cuma jenguk tanpa tindakan lebih lanjut, saya pikir itu cuma tebar pesona saja,” tutur Zainuddin MZ.
Zainuddin juga menyatakan ketidaksetujuan terhadap pemberian senjata api kepada Satpol PP. “Tanpa bawa senjata api saja mereka sudah brutal, apalagi kalau punya.”

BELIAU KINI TELAH TIADA

Sekretaris Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI, M Azrul Tanjung, mengaku terkejut dengan kabar meninggalnya Zainuddin MZ, sahabatnya. “Saya terkejut, sebab beliau sehat-sehat saja, bahkan tidak terlihat pucat atau apa,” kata dia Selasa (4/7).
Azrul mengungkap, Zainuddin memiliki kebiasaan untuk tidak mengatakan kepada kerabat dan sahabatnya bahwa beliau tengah sakit. “Dia memang selalu begitu,” ungkap dia.
Bagi Zainuddin hanya kesenangan dan kebahagiaan yang perlu dibagikan kepada orang lain. Sementara segenap kesusahan termasuk penyakit dideritanya enggan dibagi kepada keluarga dan sanak-saudaranya. “Dia enggan berbagi kesulitan,” tutur dia.
Karena itu, Azrul melihat apa yang dilakukan Zainuddin patut ditiru para mubaligh. Sebab, apa yang diteladankan Zainuddin begitu langka dan sulit ditemukan penggantinya.
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, menilai almarhum Zainuddin MZ sebagai sosok dai besar. Mahfud mengaku sering mendengar ceramah pendiri Partai Bintang Reformasi (PBR) itu.
Dari situ, Mahfud mengatakan bahwa Zainuddin sebagai penceramah yang mampu memberikan pencerahan bagi umat Islam. “Dia orang besar yang berhasil menyadarkan umat beragama. Saya suka dengar ceramahnya,” jelas Mahfud di gedung MK, Jakarta, Selasa (5/7).
Menurut Mahfud, Zainuddin berhasil membawa umat beragama pada titik keseimbangan rasa cintanya antara agama dengan negara. Karena itu, Zainuddin bisa memasukkan pemikiran umat agar mampu keluar dari kungkungan kekolotan.
“Umat Islam yang dulunya fanatik dan kolot itu bisa jadi umat modern. Ini yang sukses dilakukan beliau,” ujar guru besar hukum tata negara Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta itu.
Meskipun telibat dalam politik praktis, sosok Zainudin MZ dikenal sebagai figur yang akrab dan tidak pernah membeda-bedakan status sosial, kelompok masyarakat, sulit dicarikan penggantinya.
“Terakhir saya berbincang-bincang dengan almarhun KH Zainudin MZ ketika beliau memberikan ceramah kepada masyarakat Cilegon di kantor Kecamatan Citangkil, dan saya melihat beliau adalah figur yang menyenangkan dan bersahaja, dan sangat sulit dicarikan penggantinya,” kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Cilegon, Sihabudin Sibly, Selasa (5/7).
Dia menjelaskan, sosok Zainudin MZ yang dikenal sebagai dai sejuta umat, dalam setiap ceramahnya selalu mengedepankan soal kesejahteraan masyarakat dan pentingnya pendidikan dilihat dari sudut agama.
“Setiap almarhum memberikan ceramahnya, langsung bisa ditangkap oleh masyarakat, karena metode penyampaiannya mudah diingat. Sosoknya sangat sulit dicarikan penggantinya,” katanya menjelaskan.
Senada diungkapkan mantan Ketua DPW PBR Banten tahun 2001, Jajuli. “Secara pribadi saya sangat kehilangan seorang figur da’i kondang yang gencar dalam siar Islam,” kata Jajuli. Zainudin MZ, katanya, seorang da’i yang bisa orang terharu ketika mendengarkan ceramahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar